13Sifat Dan Ciri Laki-Laki Sholeh - Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai sebab laki-laki sangat dianjurkan untuk sholat berjamaah di masjid, dan menjalankan amalan-amalan sunnah, rajin beribadah dan juga menuntut ilmu, Tak hanya itu ia selalu memelihara diri dari perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. InsyaAllah apabila laki

Conheça a importância do sinal da cruz para o cristão O sacrifício de Jesus Cristo é o sinal maior do amor de Deus por nós. Para que pudéssemos nos ver livres do pecado, Aquele que viveu livre dele foi condenado e crucificado, e, em Seu sacrifício, traçou sobre o mundo o sinal da cruz. Nas Palavras do Papa Francisco, “a cruz de Jesus é a nossa única esperança verdadeira! Eis por que a Igreja exalta’ a santa cruz, e eis por que nós cristãos abençoamos com o sinal da cruz”. Podemos ler, nos Evangelhos de Lucas e Mateus, o convite dirigido a nós por Jesus “Negue-se a si mesmo, tome a sua cruz” Mt 16,24 e Lc 9,23. Traçar sobre nosso corpo esse sinal é professar nossa fé sem palavras. Foto Daniel Mafra/ Em que momentos podemos ou devemos fazer o sinal da cruz? Na celebração da Santa Missa, em observância ao rito litúrgico, há momentos em que o sinal da cruz se apresenta como obrigatório, como se faz no início e ao fim da celebração. Também é traçado o sinal da cruz em reverência à leitura do Evangelho, com o polegar da mão direita, sobre si mesmo, na testa, na boca e no peito. Nesses momentos, ao traçar sobre o corpo o sinal da cruz, que se faça com a devida devoção, eis que é na sagrada liturgia que se opera a santificação dos homens e na qual, por meio de sinais sensíveis, prestamos o culto público de Deus. E a todo momento, em nosso cotidiano, ao professar a fé pelo sinal da cruz, lembremo-nos das palavras de São Paulo “De fato, Cristo não me enviou para batizar, mas para anunciar o Evangelho, sem recorrer à sabedoria da linguagem, a fim de que não se torne inútil a cruz de Cristo, pois a linguagem da cruz é louca para aqueles que se perdem. Mas para aqueles que se salvam, para nós, é poder de Deus” 1Cor 1,17-18. Professar a fé sem palavras é expressão sutil e humilde de devoção e não deve ser empregue sem a adequada veneração, sob o risco de fazê-lo de modo supersticioso. Com efeito, não há obrigatoriedade em traçar o sinal da cruz ao passar por uma igreja, o que não diminui seu significado. É que, no Cerimonial dos Bispos, no número 110, verifica-se a citação de uma antiga prática cristã no uso da água benta, que diz “Seguindo louvável costume, todos, ao entrar na igreja, molham a mão na água benta, contida na respectiva pia, e fazem com ela o sinal da cruz, como recordação do seu próprio batismo”. Daí, verifica-se o costume de muitas pessoas em traçar o sinal da cruz ao entrar na igreja, que, em sinal de respeito e devoção, foi se estendendo para o exterior do templo, até que tomou a forma que vemos muitos cristãos praticarem atualmente, de traçar sobre si o sinal da cruz ao passar na frente de uma igreja. Leia mais . Qual é o verdadeiro significado do sinal da cruz? . A cruz representa Cristo e o amor que Ele tem por nós . Oração a Santa Cruz . As virtudes ocultas da santa cruz Faça o sinal da cruz Certos de que a força de Deus nos acompanha em nossas provações diárias, façamos do sinal da cruz um gesto de fortalecimento e profissão de fé, atentos para que sempre que o traçarmos, seja com o coração repleto de devoção. Como nos ensina o Santo Papa João Paulo II “Quem quer que seja que acolha Deus em Cristo, acolhe-O mediante a cruz. E quem acolheu Deus em Cristo, exprime isso mesmo mediante esse sinal quem O aceitou, efetivamente, benze-se com o sinal da cruz sobre a fronte, sobre os ombros e sobre o peito, para manifestar e para professar que, na cruz, encontra-se de novo totalmente a si mesmo, alma e corpo, e que com este sinal abraça e aperta ao peito Cristo e o seu reino”. REFERÊNCIAS A BÍBLIA SAGRADA. Edição Pastoral. 86 ed. São Paulo Paulus. 2012. PAPA FRANCISCO. Angelus. 14 set. 2014. Disponível em PAPA JOÃO PAULO II. Palavras no final da via-sacra. 4 abr. 1980. Disponível em SAGRADA CONGREGAÇÃO PARA O CULTO DIVINO. Cerimonial dos Bispos. Cerimonial da Igreja.

MENCARIBARANG HILANG DI MASJID. "Di desa kami ada mikrofon besar, bolehkah digunakan untuk mencari barang hilang, baik berupa barang berharga, hewan ternak, atau kehilangan anak kecil, maupun yang lainnya. Apakah ini termasuk dalam hadits mulia, yang maknanya "Barangsiapa yang mencari barang hilang di masjid maka katakanlah : 'semoga
Gencarnya dakwah Wahabi memang cukup meresahkan. Gerakan mereka hampir berada di segala lini baik di dunia maya maupun dunia nyata. Salah satu keberhasilan mereka di dunia nyata yaitu merebut masjid-masjid yang dimiliki oleh kelompok Ahlussunnah atau mendirikan masjid sendiri sesuai dengan standart Wahabi senang dagangan sunnah, masjidpun mereka stempel dengan kata sunnah untuk mencari jamaah. Dengan stempel sunnah, masjid tersebut mereka anggap sebagai masjid yang sesuai ajaran luar setempel masjid sunnah, berarti masjid lain atau masjid yang tidak ada contoh dari Nabi, Tentunya yang mereka anggap masjid bid’ah adalah masjid Aswaja. Lebih khususnya masjid agar tidak salah pilih masjid berkut adalah beberapa ciri-ciri masjid Wahabi yang berstempel “Masjid Sunnah” padahal hanya untuk menipu Masjid Wahabi anti tilawah, shalawat, murattal atau puji-pujian, setelah adzan, karena menurut mereka itu adalah bid’ah. Wahabi akan merasa terganggu dengan suara bacaan Al-Qur’ bacaan shalawat atau puji-pujian setelah adzan adalah bid’ah tercela? Al-Hafizh as-Sakhawi berkataوَقَدِ اخْتُلِفَ فِيْ ذَلِكَ هَلْ هُوَ مُسْتَحَبٌّ أَوْ مَكْرُوْهٌ أَوْ بِدْعَةٌ أَوْ مَشْرُوْعٌ وَأسْتُدِلَّ لِلأَوَّلِ بِقَوْلِهِ تَعَالىَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ ، وَمَعْلُوْمٌ أَنَّ الصَّلاَةَ وَالسَّلاَمَ مِنْ أَجَلِّ الْقُرَبِ لاَ سِيَّمَا وَقَدْ تَوَارَدَتْ اْلأَخْبَارُ عَلىَ الْحَثِّ عَلىَ ذَلِكَ مَعَ مَا جَاءَ فِي فَضْلِ الدُّعَاءِ عَقِبَ اْلأَذَانِ وَالثُّلُثِ اْلأَخِيْرِ مِنَ اللَّيْلِ وَقُرْبِ الْفَجْرِ وَالصَّوَابُ أَنَّهُ بِدْعَةٌ حَسَنَةٌ يُؤْجَرُ فَاعِلُهُ بِحُسْنِ نِيَّتِهِ. الحافظ السخاوي، القول البديع في الصلاة على الحبيب الشفيع، 280.“Pembacaan shalawat menjelang shalat tersebut diperselisihkan, apakah dihukumi sunnah, makruh, bid’ah, atau disyari’atkan? Pendapat yang pertama berdalil dengan firman Allah “Kerjakanlah semua kebaikan.” Telah dimaklumi bahwa membaca shalawat dan salam termasuk ibadah sunnah yang paling agung, lebih-lebih telah datang sekian banyak hadits yang mendorong hal tersebut, serta hadits yang datang tentang keutamaan berdoa setelah adzan, sepertiga malam dan menjelang fajar. Pendapat yang benar adalah, bahwa hal tersebut bid’ah hasanah kreativitas bagus, yang pelakunya diberi pahala dengan niatnya yang baik.” Al-Hafizh as-Sakhawi, al-Qaul al-Badi’, hal. 280.2. Wahabi menganggap bahwa meluruskan shaf saat shalat harus dengan menempel antar kaki jamaah. Kalau belum menempel maka dianggap shalatnya tidak benarkah kesempurnaan shalat dilihat dari menempelnya kaki antar jamaah sebagaimana anggapan Wahabi? Tidak benar, sebab dalam riwayat yang menempelkan kaki hanya seorang sahabat. Tidak semua sahabat nabi melakukannya. Berikut dalilnyaحَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ»Dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad shallallah alaih wasallam ”Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian dari belakang pundakku.” Ada seorang di antara kami yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya.HR. Al-Bukhari3. Masjid Wahabi tidak terdapat tasbih karena mereka menganggap bahwa biji tasbih adalah tasyabbuh bil kuffar menyerupai orang kafir dan tak ada contohnya dari klaim Wahabi bahwa memakai tasbih menyerupai orang kafir? Mufti al-Azhar, Syekh Athiyah Shaqr menjawabﻭﺇﻟﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺇﻗﺮاﺭ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻬﺬا اﻟﻌﻤﻞ ﻭﻋﺪﻡ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ، اﺗﺨﺬ ﻋﺪﺩ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﻟﺴﻠﻒ اﻟﺼﺎﻟﺢ اﻟﻨﻮﻯ ﻭاﻟﺤﺼﻰ ﻭﻋﻘﺪ اﻟﺨﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻀﺒﻂ اﻟﻌﺪﺩ ﻓﻰ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ“Di samping Nabi menyetujui terhadap Sahabat yang membaca tasbih dengan batu kecil [HR Abu Dawud] serta Nabi tidak mengingkarinya, ternyata ada banyak Sahabat dan ulama Salaf yang menjadikan batu, kerikil, dan pintalan tali sebagai sarana untuk menghitung bacaan tasbih, dan mereka tidak mengingkarinya.”4. Wahabi mengharamkan Qunut Shubuh karena menurut Wahabi itu adalah bid’ah yang tercela. Lantas benarkah Qunut shubuh hukumnya bid’ah tercela sebagaimana tuduhan Wahabi?عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَا زَالَ رَسُولُ اللهِ يَقْنُتُ فِي الْفَجْ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا رواه أحمد والدارقطني“Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik. Beliau berkata, “Rasulullah Saw senantiasa membaca qunut ketika shalat subuh sehingga beliau wafat.” Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, hal. 162 [12679], Sunan al-Daraquthni, juz II, hal. 39 [9].5. Masjid Wahabi tidak ada kaligrafi, karena mereka sangat alergi dengan tulisan seperti itu. Alasan mereka karena Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan kaligrafi sehingga itu adalah bid’ah menurut ulama Syafi’iyah, kaligrafi pada masjid tidak haram selagi dalam batas kewajaran sebagaimana merujuk pada sejarahKhalifah Umar bin Abdul Aziz yang menjadi khalifah dari tahun 99 H hingga 101 H/717 M hingga 720 M, beliau telah memperluas bangunan masjid Nabawi di Madinah, dan mengarahkan agar ditulis ayat-ayat Al-Quran dengan emas di sepanjang dinding mihrab masjid tersebut. Dan faktanya disana sampai sekarang baik-baik Di Masjid Wahabi tidak ada tradisi salam-salaman setelah shalat karena hal tersebut juga dianggap bid’ah yang bertentangan dengan syariat. Benarkah salaman setelah shalat adalah tradisi tercela sebagaimana menurut Wahabi?عَنْ سَيِّدِنَا يَزِيْد بِنْ اَسْوَدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ صَلَّى الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وَسَلّمْ. وَقالَ ثُمَّ ثَارَ النَّاسُ يَأخُذوْنَ بِيَدِه يَمْسَحُوْنَ بِهَا وُجُوْهَهُمْ, فَأَخَذتُ بِيَدِهِ فَمَسَحْتُ بِهَا وَجْهِيْ.رواه البخارى“Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya.” Bukhari, hadits ke 33607. Masjid Wahabi tidak ada do’a bersama. Karena menurut mereka do’a bersama adalah bid’ah yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an serta tuntunannya dari Nabi Saw. Apakah tepat pendapat Wahabi tersebut?عَنْ حَبِيْبِ بْنِ مَسْلَمَةَ الْفِهْرِيِّ وَكَانَ مُجَابَ الدَّعْوَةِ رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ لاَ يَجْتَمِعُ قَوْمٌ مُسْلِمُوْنَ يَدْعُوْ بَعْضُهُمْ وَيُؤَمِّنُ بَعْضُهُمْ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ دُعَاءَهُمْ. رواه الطبراني في الكبير و الحاكم في المستدركArtinya Dari Habib bin Maslamah al-Fihri RA –beliau seorang yang dikabulkan do’anya-, berkata “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak lah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdo’a, dan sebagian lainnya mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan do’a mereka.” HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.Dari sini jelas bahwa klaim Masjid Sunnah hanyalah akal-akalan kelompok Wahabi saja yang tujuannya untuk menarik perhatian jamaah awam. Padahal sejatinya masjid merekalah yang sangat jauh dari kata sunnah. Wallahua’lam
BacaJuga: 7 Ciri-ciri Rumah Tangga Islami Dalam banyak riwayat, beliau memberi tips romantis terhadap istri ketika menjalani rumah tangga. Setidaknya ada 17 Sunnah yang baik diamalkan oleh para suami. Mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita agar dapat menjalankannya. 1. Satu Selimut Bersama Istri
Baixe em PDF Baixe em PDF O sinal da cruz é uma prática litúrgica comum de cristãos de várias igrejas, principalmente mas não só da Igreja Ortodoxa Oriental, Católica Romana, Luterana e Anglicana Episcopal. Ele é usado no começo e no fim de orações e cerimônias e, de vez em quando, como uma prática autônoma que expressa um pedido de benção a Deus. Muitos cristãos também fazem o sinal da cruz quando ouvem o nome da Santíssima Trindade. 1Siga essa tradição para o rito latino e em igrejas protestantes. Esse método é mais comum na Igreja Católica Ocidental e nas tradições protestantes que fazem o sinal da cruz, incluindo a maioria das igrejas anglicanas e luteranas.[1] [2] 2 Levante a mão direita. Muitos fiéis fazem o sinal da cruz com a mão aberta, sendo que os cinco dedos lembram as cinco chagas de Cristo. Outros juntam o dedo indicador ao médio e os levantam, o que simboliza a natureza divina e humana de Jesus.[3] O polegar costuma ficar dobrado e tocando o dedo anelar na opção com dois dedos. Existem muitas outras formas de usar a mão para fazer o sinal. Não há uma exigência para posicionar a mão de um determinado jeito, mas a maioria dos líderes incentiva os fiéis a seguirem a tradição da sua congregação, a menos que você tenha um benefício espiritual com alguma outra forma. 3 Encoste as pontas dos dedos da mão direita na testa. O sinal da cruz é feito em muitos contextos, tanto de modo privado quanto na igreja. No começo da prece ou ao se abençoar fora da igreja, ele costuma ser acompanhado pela invocação da Santíssima Trindade. Comece com "Em nome do Pai..."[4] Ou, em latim "In nomine Patris..." 4 Toque o meio do peito. Desça a mão para a região do osso esterno. Diga "do Filho..." Algumas pessoas colocam a mão esquerda no peito durante o sinal e posicionam a mão direita um pouco acima da outra.[5] Em latim "...et Filii..." 5 Toque a parte da frente do ombro esquerdo e diga "E do Espírito... "Em latim "...et Spiritus..." 6 Toque o ombro direito mais ou menos na mesma altura e local, dizendo "...Santo."Em Latim "...Sancti." 7 Diga "Amém". Você pode juntar as muitos países latinos, é comum fazer uma cruz pequena com o polegar veja abaixo e beijá-lo antes de dizer Amém. Nas Filipinas, o gesto evoluiu e acabou se tornando apenas o toque do polegar no queixo. 8 Aprenda a cruz pequena. Alguns dos primeiros cristãos a se abençoarem formavam uma cruz com o polegar e indicador na testa.[6] Hoje em dia, a Igreja Católica Romana faz o mesmo sinal antes de começar a leitura do Evangelho na missa. Faça a cruz pequena na testa primeiro, depois na boca e por último no muitas interpretações para essa bênção. Uma interpretação comum é a que pede para que o fiel se aproxime do Evangelho com a mente aberta, confesse-o com a boca e guarde-o no coração. 9 Faça o sinal da cruz ao entrar na igreja. Se você faz parte do rito latino, é uma tradição fazer o sinal ao entrar na igreja. Mergulhe os dedos na fonte de água benta e depois faça o gesto. Você pode fazer a cruz grande ou a católicos também fazem o sinal da cruz ao passar na frente de uma igreja e depois de receber a comunhão. Publicidade 1Junte o indicador, o polegar e o dedo médio da mão direita. Na igreja Ortodoxa Oriental e nas Igrejas Católicas Bizantinas, a maioria das pessoas faz a benção com três dedos. Os dedos representam as três Pessoas da Trindade reunidas em Deus. Junte os outros dois dedos na palma da mão para representar as duas naturezas de Jesus Cristo o que significa que ele é completamente humano e completamente divino.[7] Essa prática antiga provavelmente se iniciou nos anos 400.[8] 2 Leve a mão da testa até a parte de cima da barriga. Primeiramente, leve a mão à testa e depois desça-a até o plexo solar. Algumas pessoas colocam a mão no peito, assim como na tradição ocidental, mas outras se preocupam que isso possa parecer uma cruz invertida com uma extremidade mais curta a cruz invertida tradicionalmente simboliza humildade, mas é usada por grupos anticristãos.[9] Em vez disso, é possível levar a mão até o chão, o que às vezes é feito na Grande Quaresma da Páscoa ou em momentos de provação.[10] 3Faça a cruz da direita para a esquerda. Diferentemente da tradição latina, a cruz ortodoxa começa no ombro direito e termina no esquerdo. Essa é uma tradição de muitos séculos e, até um momento do passado, era compartilhada pela Igreja ocidental.[11] 4 Recite a benção. Há várias maneiras de fazer isso. Aqui estão dois exemplos, separados por barras para marcar o momento de mover a mão "Senhor / Jesus Cristo / Filho de Deus / tenha piedade de nós."[12] "Minha esperança é o Pai. / Meu refúgio é o Filho. / Minha proteção é o Espírito Santo. / Santíssima Trindade, glória a Ti."[13] Publicidade Dicas As palavras ou "fórmulas" podem ser ditas em voz alta ou em silêncio, dependendo da situação. As Igrejas Ortodoxas do Oriente Médio costumam fazer o sinal da cruz da esquerda para a direita, assim como na tradição ocidental, mas algumas vezes usam a escolha dos dedos da Igreja Bizantina ou das próprias tradições como a do dedo para simbolizar a natureza única de Jesus Cristo. O mesmo se aplica a Igrejas Ortodoxas Bizantinas situadas nesses mesmos países, ou seja, nos ritos alexandrino, armênio e sírio. Publicidade Sobre este guia wikiHow Esta página foi acessada 164 825 vezes. AulaUtama Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." Ciri-ciri orang yang bertakwa adalah care/peduli, mampu menahan emosi dan mudah memaafkan orang lain. "Barang siapa yang sholat sunnah rawatib 12 rakaat sehari semalam Ciri-Ciri Masjid Wahabi. Foto Istimewa. Oleh Suryono Zakka - Wahabi selalu berlindung di balik kata "sunnah" untuk menyebarkan ideologinya. Istilah "salaf" atau "manhaj salaf", "kembali pada Al-Qur'an dan sunnah", "hijrah", hingga istilah "ittiba" juga distempel Wahabi agar masyarakat mengira bahwa apa yang Wahabi sebarkan sesuai dengan sunnah Rasulullah. Bagi kalangan NU kaffah, semua istilah itu hanya rekayasa Wahabi untuk menipu umat Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Karena Wahabi suka 'dagangan' sunnah, masjidpun mereka stempel dengan kata sunnah untuk mencari jamaah. Dengan stempel sunnah, masjid tersebut mereka anggap sebagai masjid yang sesuai dengan syariat. Di luar setempel masjid sunnah, berarti masjid bid'ah atau masjid yang tidak sesuai dengan syariat. Tentunya yang mereka serang atau mereka anggap masjid bid'ah adalah masjid Aswaja. Lebih khususnya masjid NU. Ciri-ciri masjid Wahabi yang berstempel "Masjid Sunnah" untuk menipu masyarakat di antaranya 1. Masjid Wahabi anti tilawah, murattal atau puji-pujian, karena hal itu menurut mereka adalah bid'ah. Wahabi merasa terganggu dengan suara bacaan Al-Qur'an. Benarkah bacaan shalat atau puji-pujian setelah adzan sebagaimana pendapat Wahabi adalah bid'ah tercela? Menurut Aswaja tidak benar. Al-Hafizh as-Sakhawi berkata وَقَدِ اخْتُلِفَ فِيْ ذَلِكَ هَلْ هُوَ مُسْتَحَبٌّ أَوْ مَكْرُوْهٌ أَوْ بِدْعَةٌ أَوْ مَشْرُوْعٌ وَأسْتُدِلَّ لِلأَوَّلِ بِقَوْلِهِ تَعَالىَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ ، وَمَعْلُوْمٌ أَنَّ الصَّلاَةَ وَالسَّلاَمَ مِنْ أَجَلِّ الْقُرَبِ لاَ سِيَّمَا وَقَدْ تَوَارَدَتْ اْلأَخْبَارُ عَلىَ الْحَثِّ عَلىَ ذَلِكَ مَعَ مَا جَاءَ فِي فَضْلِ الدُّعَاءِ عَقِبَ اْلأَذَانِ وَالثُّلُثِ اْلأَخِيْرِ مِنَ اللَّيْلِ وَقُرْبِ الْفَجْرِ وَالصَّوَابُ أَنَّهُ بِدْعَةٌ حَسَنَةٌ يُؤْجَرُ فَاعِلُهُ بِحُسْنِ نِيَّتِهِ. الحافظ السخاوي، القول البديع في الصلاة على الحبيب الشفيع، 280. “Pembacaan shalawat menjelang shalat tersebut diperselisihkan, apakah dihukumi sunnah, makruh, bid’ah, atau disyari’atkan? Pendapat yang pertama berdalil dengan firman Allah “Kerjakanlah semua kebaikan.” Telah dimaklumi bahwa membaca shalawat dan salam termasuk ibadah sunnah yang paling agung, lebih-lebih telah datang sekian banyak hadits yang mendorong hal tersebut, serta hadits yang datang tentang keutamaan berdoa setelah adzan, sepertiga malam dan menjelang fajar. Pendapat yang benar adalah, bahwa hal tersebut bid’ah hasanah kreativitas bagus, yang pelakunya diberi pahala dengan niatnya yang baik.” Al-Hafizh as-Sakhawi, al-Qaul al-Badi’, hal. 280. 2. Masjid Wahabi anti biji tasbih karena mereka menganggap bahwa biji tasbih adalah tasyabbuh bil kuffar menyerupai orang kafir. Benarkah klaim Wahabi bahwa penggunaan biji tasbih menyerupai orang kafir? Sangat tidak benar. Mufti al-Azhar, Syekh Athiyah Shaqr menjawab ﻭﺇﻟﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺇﻗﺮاﺭ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻬﺬا اﻟﻌﻤﻞ ﻭﻋﺪﻡ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ، اﺗﺨﺬ ﻋﺪﺩ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﻟﺴﻠﻒ اﻟﺼﺎﻟﺢ اﻟﻨﻮﻯ ﻭاﻟﺤﺼﻰ ﻭﻋﻘﺪ اﻟﺨﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻀﺒﻂ اﻟﻌﺪﺩ ﻓﻰ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ Di samping Nabi menyetujui terhadap Sahabat yang membaca tasbih dengan batu kecil [HR Abu Dawud] serta Nabi tidak mengingkarinya, ternyata ada banyak Sahabat dan ulama Salaf yang menjadikan batu, kerikil, dan pintalan tali sebagai sarana untuk menghitung bacaan tasbih, dan mereka tidak mengingkarinya. 3. Wahabi sangat alergi dengan kaligrafi karena rasulullah tidak pernah mengajarkan kaligrafi sehingga hukumnya bid'ah mungkar. Menurut Syafi'iyah, kaligrafi pada masjid tidak haram selagi dalam batas kewajaran sebagaimana merujuk pada sejarah Khalifah Umar bin Abdul Aziz Al-Umawi lahir pada tahun 61H, menjadi khalifah dari tahun 99H hingga 101H/717M hingga 720M. Beliau telah memperluas bangunan masjid Nabawi di Madinah, dan mengarahkan agar ditulis ayat-ayat Al-Quran dengan emas di sepanjang dinding mihrab masjid tersebut. 4. Masjid Wahabi tidak ada tradisi salam-salaman setelah shalat karena dihukumi tradisi yang bertentangan dengan syariat. Benarkah salaman setelah shalat adalah tradisi tercela sebagaimana menurut Wahabi? Tidak benar. عَنْ سَيِّدِنَا يَزِيْد بِنْ اَسْوَدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ صَلَّى الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وَسَلّمْ. وَقالَ ثُمَّ ثَارَ النَّاسُ يَأخُذوْنَ بِيَدِه يَمْسَحُوْنَ بِهَا وُجُوْهَهُمْ, فَأَخَذتُ بِيَدِهِ فَمَسَحْتُ بِهَا وَجْهِيْ.رواه البخارى “Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya.” Bukhari, hadits ke 3360 5. Wahabi mengharamkan Qunut Shubuh. Jadi Qunut Shubuh menurut Wahabi adalah bid'ah tercela. Sangat tidak benar jika Qunut shubuh hukumnya bid'ah tercela sebagaimana tuduhan Wahabi. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَا زَالَ رَسُولُ اللهِ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا رواه أحمد والدارقطني “Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik. Beliau berkata, “Rasulullah Saw senantiasa membaca qunut ketika shalat subuh sehingga beliau wafat.” Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, hal. 162 [12679], Sunan al-Daraquthni, juz II, hal. 39 [9]. 6. Wahabi menganggap bahwa meluruskan shaf harus dengan menempel antar kaki jamaah. Kalau belum menempel maka belum disebut merapatkan shaf sehingga shalatnya tidak sempurna. Tepatkah kesempurnaan shalat dilihat dari menempelnya kaki antarjamaah sebagaimana anggapan Wahabi? Tidak tepat, sebab yang menempelkan kaki hanya seorang sahabat. Tidak semua sahabat nabi melakukannya. Ini dalilnya حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ» Dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad shallallah alaih wasallam ”Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian dari belakang pundakku.” Ada seorang di antara kami yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya.HR. Al-Bukhari 7. Masjid Wahabi anti do'a bersama karena do'a bersama menurut Wahabi adalah bid'ah yang tidak ada dasarnya menurut Al-Qur'an dan Sunnah. Apakah tepat pendapat Wahabi tersebut? Tidak tepat sebagaimana dalil berikut عَنْ حَبِيْبِ بْنِ مَسْلَمَةَ الْفِهْرِيِّ وَكَانَ مُجَابَ الدَّعْوَةِ رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ لاَ يَجْتَمِعُ قَوْمٌ مُسْلِمُوْنَ يَدْعُوْ بَعْضُهُمْ وَيُؤَمِّنُ بَعْضُهُمْ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ دُعَاءَهُمْ. رواه الطبراني في الكبير و الحاكم في المستدرك Artinya Dari Habib bin Maslamah al-Fihri RA –beliau seorang yang dikabulkan do’anya-, berkata “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak lah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdo’a, dan sebagian lainnya mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan do’a mereka.” HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak. Jelaslah bahwa istilah "Masjid Sunnah" adalah proyek Wahabi yakni misi mewahabikan masyarakat melalui masjid. Selicik apapun, hujjah Wahabi sangat mudah untuk dipatahkan karena faktanya masjid yang tanpa embel-embel sunnah lebih nyunnah daripada merk sunnah, sebab embel-embel sunnah hanyalah propaganda kaum Wahabi. [ Keterangan Disadur dari Blog Aswaja Muba milik Suryono Zakka dengan judul asli 'Ciri Masjid Wahabi'
BerandaDownload Kajian Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi Al-Ishbah Ciri-Ciri Ahlul Bid'ah. Ciri-Ciri Ahlul Bid'ah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab " Al-Ishbah fi Bayani Manhajis Salaf fi Tarbiyah wal Ishlah " karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-'Ubailan hafidzahullah . Kajian ini disampaikan
auliasuciw auliasuciw 1. atapnya semakin ke atas semakin kecil, terdiri dari bilangan ganjil 3,5,72. tidak adanya menara seperti masjid sekarang3. adanya kentongan dan bedug4. adanya tiang sebagai penyangga masjid Iklan Iklan mlahasbi mlahasbi 1. tiang penyangga nya terbuat dari kayu2. memiliki ruangan kecil3. tiang yg kurang kokoh4. atapnya berbentuk tumbang Iklan Iklan
Penjelasanmengenai ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang tiba pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan juga disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini: Artinya: "Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam yang ke sembilan tersisa, malam yang ke tujuh tersisa, malam yang ke lima
Tanpa KubahDesain SederhanaFasilitas LengkapSebagai IkonOrnamen Sederhana Ciri-ciri masjid modern secara kasat mata dapat di lihat dari desain arsitektur bangunan masjid. Meskipun ciri-ciri masjid modern tersebut tidak selamanya benar dalam mengidentifikasi kategori masjid modern. Maka perlu juga mengecek ciri-ciri lainnya yang tidak tampak mata secara langsung untuk menentukan benar tidaknya masjid tersebut masuk kategori masjid modern. Ada beberapa ciri-ciri masjid modern yang bisa menjadi pedoman dalam menentukan sebuah bangunan masjid modern. Tanpa Kubah sumber Ciri-ciri masjid modern yang populer dalam desain arsitekturnya adalah masjid tanpa kubah. Meskipun banyak juga masjid modern yang masih menggunakan atap kubah. Masjid modern tanpa kubah yang paling populer adalah desain sederhana berbentuk kotak dengan arsitektur eksterior dan interior yang indah. Pendapat umum arsitek tentang membangun masjid modern tanpa kubah, karena kubah bukan fokus utama pada sebuah bangunan masjid. Selama desain dan ornamen masjid tidak bertentangan dengan hukum syar’i, maka bentuk bangunan bebas dengan memperhatikan batasan-batasan yang dilarang dalam agama Islam. Ciri-ciri masjid modern tanpa kubah banyak dijumpai di banyak negara, terutama negara yang berpendukduk muslim mayoritas seperti Indonesia. Contoh masjid modern tanpa kubah seperti Masjid Al Irsyad Bandung, Masjid, Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi, Masjid Baitul A’laa, dan masih banyak masjid modern lainnya. Desain Sederhana sumber Ciri-ciri masjid modern berikutnya dapat di lihat mulai dari desain yang sederhana meliputi eksterior dan interior masjid. Jika gaya arsitektur masjid tradisional banyak diwarnai detail-detail dekoratif, maka gaya arsitektur masjid modern justru sebaliknya yaitu cukup sederhana. Kesederhanaan dimulai dari bentuk masjid, warna cat masjid, ornamen masjid, dan seterusnya. Desain sederhana dari ciri-ciri masjid modern juga memiliki makna dan merupakan bentuk simbolisasi. Misal bentuk kotak merupakan simbolisasi bentuk ka’bah di Mekah, jumlah 99 dekoratif interior yang melambangkan Asmaul Husna, dan lain-lainnya. Desain sederhana masjid modern memberikan kemudahan dalam perawatan, selain itu juga lebih efesien karena kebanyakan memiliki tema desain eco green yang mengandalkan energi alam seperti matahari sebagai penerangan dan pencahayaan dalam masjid. Kemudian tanaman disekitar masjid untuk sirkulasi udara segar dan sejuk di dalam masjid. Fasilitas Lengkap sumber Fasilitas masjid sangat perlu sekali pada masjid modern. Karena ciri-ciri masjid modern terlihat dari fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas pertama yang harus dimiliki adalah tempat wudhu. Jumlah kran air harus sebanding dengan kapasitas masjid. Pada masjid modern biasanya memanfaatkan sistem terpadu dengan pemanfaatan air sisa wudhu untuk menyirami tanaman disekitar masjid. Selain itu desain tempat wudhu bernuansa simpel dan bersih. Fasilitas berikutnya adalah tempat sepatu + sandal, tempat parkir ada CCTV, Taman, dan lain-lainnya. Keberadaan fasilitas ini sebagai fungsi berikutnya setelah fungsi utama sebagai tempat ibadah sholat. Seperti fungsi sosial kemasyrakatan, dakwah, pemberdayaan ekonomi, hingga tujuan wisata religi. Jika masjid kuno saja memiliki fungsi yang sangat luas seperti sebagai pusat pemerintahan, maka masjid modern juga harus memiliki fungsi yang banyak juga. Sebagai Ikon sumber Ciri-ciri masjid modern selanjutnya biasanya menjadi ikon sebuah kota atau sebuah kawasan. Karena arsitektur masjid modern yang unik menjadi pusat perhatian bagi siapa saja yang melewati jalan di sebelah masjid modern tersebut. Selain itu sebuah kawasan juga banyak yang memiliki masjid modern menjadi ikon kawasan tersebut karena keberadaannya yang strategis di puncak sebuah bukit. Sehingga masjid tampak indah dengan pemandangan alamnya yang bisa dilihat dari berbagai arah mata angin. Ciri-ciri masjid modern sebagai ikon sebuah kota juga bisa merupakan simbolisasi sebuah kota yang religius. Sehingga hal ini akan mempengaruhi suasana para pengunjung ketika berada di kota tersebut. Menjadi ikon sebuah kota, tentunya masjid modern tersebut memiliki fasilitas rest area dengan fasilitas pelengkap lainnya. Sehingga para pengendara yang lewat akan tertarik untuk berhenti menikmati pemandangan indah masjid modern dengan mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto ataupun video. Ornamen Sederhana sumber Ciri-ciri masjid modern tampak pada ornamen sederhana yang dimilikinya. Elemen garis simetris yang sederhana banyak digunakan pada masjid modern. Kemudian ornamen masjid pada eksterior dan interior masjid sangat sederhana dan tetap memberikan makna dalam tetantang Islam. Misalkan ornamen kaligrafi pada umumnya masjid sangat ramai dan mendominasi di interior masjid, namun pada masjid modern, kaligrafi cukup sederhana dan mampu memberikan makna yang cukup dalam. Berikutini adalah ciri orang mendapat lailatul qadar, dilihat dari amal Ramadhan-nya: Pertama, orang yang i'tikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadhan, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar. Kedua, orang yang shalat Isya' berjamaah, tarawih dan Subuh berjamaah di masjid pada 10 hari terakhir, insya Allah ia juga mendapatkan lailatul qadar
Allah berfirman, Hanyalah yang memakmurkan Masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. QS At-Taubah 918Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang memiliki banyak fungsi. Bukan hanya sekedar menjadi tempat ibadah sebagai keutamaan membangun masjid dalam Islam, tapi juga beberapa fungsi lain yang membuat bangunan ini menjadi begitu istimewa. Berikut adalah beberapa fungsi masjid dalam Islam1. Tempat shalatFungsi utama masjid memang sebagai tempat ibadah. Disinilah tempat umat Islam melaksanakan shalat, baik shalat wajib atau shalat fardhu serta shalat Sunnah. Kata masjid sendiri berasal dari bahasa Arab “sajada, yasjudu, sujûdan”, yang berarti “sujud.”Allah berfirman dalam al-Quran surat al-Jin 72 18 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping menyembah Allah.”Dari riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah Saw. bersabda “Telah dijadikan untukku dan untuk umatku bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri.”Baca jugaKewajiban istri terhadap suami dalam islamKewajiban suami terhadap istri Mendidik anak dalam islam hutang dalam islampamer dalam islamhukum bertato dalam islam2. Tempat ibadah lainnyaAllah berfirman dalam surat an-Nur 24 36-37, yang artinya“Bertasbih kepada Allah dimasjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan penglihatan menjadi goncang. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”3. Tempat pendidikanMasjid bukan hanya sekedar tempat melaksanakan ibadah, tapi juga sebagai tempat penyebaran pendidikan atau ilmu. Di masjid, banyak dilakukan kegiatan menambah ilmu seperti dakwah atau Abdullah bin Umar bahwasannya seseorang sedang berdiri di masjid lalu ia bertanya, “Hai Rasulullah, dari arah manakah engkau memerintahkan kami untuk mulai membaca talbiyah dengan suara keras?” Rasulullah SAW menjawab.“Penduduk Madinah membaca talbiyah dengan keras dari daerah Dzul Khulaifah, penduduk Syam dari arah Juhfah, dan penduduk Najd dari Qorn. Abdullah berkata “Telah sampai berita kepadaku bahwa rasulullah bersabda, “Penduduk Yaman membaca talbiyah dengan keras dari arah Yalamlam”. Hadits dikeluarkan oleh Bukhari, Al-Lu’lu’wal Majan, no. 735Baca jugakeutamaan berkurbankeutamaan menjaga lisan dalam islamhukum sholat jumat bagi wanitaciri ciri wanita penghuni nerakahukum meninggalkan shalat jumatciri ciri orang munafik4. Tempat musyawarahMasjid merupakan tempat yang penuh dengan ketenangan sehingga sangat cocok dijadikan sebagai tempat musyawarah. Umat Islam bisa melakukan musyawarah di masjid tentang berbagai perkara dengan lebih tenang karena masjid jauh dari setan yang dapat menimbulkan gangguan saat Tempat pengadilanMasjid yang jauh dari setan merupakan tempat yang tepat untuk mengadakan pengadilan dalam berbagai perkara. Di dalam masjid, masyarakat dapat mengambil keputusan dengan lebih berkata Dep. Agama DIY, 2003 9“Pelaksanaan qadha peradilan di dalam masjid merupakan kebiasaan yang telah lama dijalani, dan dalam mengadili apapun. Halaman masjidnya pun dapat digunakan sebagai tempat duduk agar orang-orang yang lemah, orang-orang musyrik atau wanita yang sedang haidh bisa hadir dan mengikuti acara yang digelar di masjid. Adapun pelaksanaan hudud hukuman tidak boleh dilaksanakan di dalam masjid”.6. Tempat penyambutan utusanDi jaman Rasulullah, masjid juga menjadi tempat menyambut utusan. Salah satunya adalah ketika Rasulullah menyambut utusan dari Nasrani Najran. Ketika itu, jumlah rombongan adalah 60 orang dengan 14 pembesar Nasrani di dipersilakan masuk ke dalam masjid dengan menggunakan jubah kenasranian mereka dan berdialog dengan Rasul mengenai Nabi Isa jugaHujan menurut IslamBunuh Diri dalam IslamMengenal Diri Sendiri Dalam IslamMenghadapi Musibah Dalam IslamCara Agar Hati Tenang7. Tempat penjagaan dan kehidupan sosialDari Utsman bin Yaman, ia berkata, “Ketika para Muhajirin membanjiri kota Madinah tanpa memiliki rumah dan tempat tinggal, maka Rasulullah SAW menempatkan mereka di masjid dan beliau menamai mereka dengan Ashabush Shuffah. Beliau juga duduk bersama mereka dengan sikap yang sangat ramah”. HR. Baihaqi8. Tempat akad nikahSebagaimana kita ketahui bahwa masjid juga sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan akad nikah. Banyak pasangan yang memilih untuk melakukan akad nikah di masjid karena kesucian tempat RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Beritakanlah pernikahan ini dan selenggarakanlah ia di dalam masjid, lalu pukullah rebana-rebana”. HR. Tirmidzi, Al Misykah, juz. II, no. 31529. Tempat latihan perangDari Aisyah RA, ia berkata “Aku melihat Nabi SAW menghalangi pandanganku dengan serbannya, padahal aku sedang memperhatikan orang-orang Habsyi yang sedang bermain-main di masjid, sehingga aku keluar hendak melihat mereka lagi. Aku perkirakan masih suka bermain.” Shahih Bukhari dengan syarah Ibnu Hajar, juz IX, no. 5236.Ibnu Hajar Al Asqalani mengomentari hadits tersebut bahwa yang dimaksud bermain-main di dalam hadits itu adalah “latihan perang”, bukan semata-mata bermain. Tetapi di dalamnya adalah melatih keberanian di medan-medan pertempuran dan keberanian menghadapi musuh”.Sementara itu Ibnu Mahlab berkata, “Masjid merupakan tempat untuk memberi rasa aman kepada kaum muslimin. Perbuatan apa saja yang membuahkan kemanfaatan bagi agama dan bagi keluarganya boleh dilakukan di masjid. Fathul Bari, Ibnu Hajar, juz. II, hlm. 96.10. Tempat pengobatanAisyah RA berkata, “Pada hari terjadinya perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz mengalami luka-luka karena dipanah oleh seseorang dari kafir Quraisy. Kata Khabban bin Araqah, orang itu memanah Sa’ad pada bagian lehernya. Maka, Nabi SAW membuatkan tenda di masjid agar beliau bisa pulang istirahat dari jarak yang dekat.”Baca jugaSumpah Pocong Dalam IslamPenyebab Terhalangnya Jodoh dalam IslamCara Menghindari Pelet Menurut Islamhukum akad nikah di bulan ramadhan11. Tempat perlindunganMasjid juga menjadi tempat paling baik untuk berlindung, baik dari bencana maupun serangan. Ketika musibah datang, masjid yang bangunannya lebih kokoh dibandingkan bangunan lain menjadi tempat perlindungan yang paling aman. Masjid juga akan selalu dilindungi oleh Allah Tempat pembelaan agamaMasjid adalah wadah umat Islam dimana di dalamnya berisikan orang-orang yang akan selalu membela agama Allah. Masjid menjadi tempat pusat penyebaran agama Islam yang tidak akan pernah 12 fungsi masjid dalam Islam. Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi 5/12 dan 277, Ibnu Majah no. 802, Ahmad 3/68 dan 76 dan al-Hakim 1/322 dan 2/363 dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda “Jika engkau melihat seorang hamba yang selalu mengunjungi masjid maka persaksikanlah keimanannya”.Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
CiriCiri Orang Shaleh 1. Kuning pucat warna kulitnya, sebab sering tidak tidur di waktu malam hari (dalam istilah taswuf namanya "as-Sahar") 2. Rabun kedua matanya, karena banyak menangis dan takut kepada Allah SWT. 3. Pecah-pecah kedua belah bibirnya, karena sering menjalankan puasa-puasa

Ciri-ciri masjid sunnah manhaj salaf Baca Juga Ciri-ciri masjid bermanhaj salaf1. Suasana tenang tidak ada setel kaset murotal atau sholawatan sebelum dan sesudah Tidak ada tasbih, karena disunnahkan zikir menggunakan Tidak tampak banyak hiasan atau ukiran Tidak ada qunut subuh/5. Tidak ada tradisi bersalaman setelah Shaf rapat dan lurus ketika Tidak ada zikir dan doa bersama sehabis Hati terasa tentram dan damai ketika meninggalkan Banyak kajian diisi, tidak ada provokasi demo dan sebagainya. ﷽ JANGAN ADA BID'AH DI DALAM MASJID . Abu Idris Aidzullah bin Abdillah al-Khaulany rahimahullah berkata . لأن أرى في المسجد ناراً لا استطيع إطفاءها أحب إلي من أن أرى فيه بدعة لا استطيع تغييره. . "Sungguh, aku melihat api di masjid yang aku tidak mampu untuk memadamkannya, itu lebih aku sukai dibandingkan aku melihat bid'ah di dalamnya dalam keadaan aku tidak mampu untuk merubahnya." Al-I'tisham, jilid 1 hlm. 82 Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami Share Artikel Ini

Seseorangyang takut kepada Allah, berusaha menyembunyikan amal solehnya terutama yang sunnah. Seandainya terlihat manusia, tidak menjadi berbangga diri. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Barang siapa diantara kalian yang mampu untuk memiliki amal sholeh yang tersembunyikan maka lakukanlah !" ( As-Shahihah no 2313) 5.
Jakarta - Syarat menjadi imam sholat berjamaah perlu dipenuhi sebab seorang imam harus mampu memimpin para makmumnya. Rasulullah SAW pernah menjelaskan syaratnya dalam beberapa salah satunya,قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَائَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا، وَ فِي رِوَايَةٍ سِنًّا، وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلاَ يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. [رواه مسلم]Artinya Rasulullah SAW bersabda, "Yang mengimami suatu kaum jamaah itu hendaklah yang paling baik bacaan kitab Allah Al Quran nya. Jika di antara mereka itu sama, maka hendaklah yang paling tahu tentang sunnah, dan apabila di antara mereka sama pengetahuannya tentang as-Sunnah, hendaklah yang paling dahulu berhijrah, dan apabila di antara mereka sama dalam berhijrah, hendaklah yang paling dahulu memeluk Islam'. Dalam riwayat lain disebutkan "Yang paling tua usianya. Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya." HR. Muslim.Arti imam secara istilah adalah orang yang memimpin dalam sholat berjamaah. Imam dalam sholat dimaknai sebagai orang yang sholatnya diikuti orang lain dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam syariat. Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abdin dalam kitab dari buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2 karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, berikut syarat seorang imam sholat1. Beragama IslamImam yang beragama Islam menjadi salah satu syarat sah dalam sholat berjamaah. Hal ini diamini oleh seluruh ulama dan kaum muslimin. Bagi non muslim yang melaksanakan sholat dan mengaku menjadi seorang muslim, maka sholatnya tidak sah dan harus diulang BalighTidak sah hukum sholat fardhu orang dewasa jika menjadi makmum dari anak kecil yang mumayyiz. Hal ini disepakati oleh imam bersar tiga mazhab. Adapun jika anak kecil yang mumayyiz menjadi imam bagi anak-anak seumurannya, maka sholatnya dianggap Berjenis kelamin laki-lakiMenurut Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, tidak sah hukum sholat fardhu berjamaah bila dipimpin oleh seorang wanita atau khunsa berkelamin ganda sementara makmumnya ada yang laki-laki. Namun, sah bagi seorang wanita bila dipimpin oleh wanita lainnya atau juga seorang tersebut disepakati oleh tiga mazhab selain mazhab Maliki. Sebab mazhab Maliki melarang keras seorang wanita atau khunsa menjadi imam, siapapun itu Berakal sehatHukumnya menjadi tidak sah bila sholat berjamaah diimami oleh orang hilang kewarasan atau gila."Tidak sah sholat yang dilakukan di belakang mereka orang linglung dan mabuk berdua, sebagaimana tidak sah sholat mereka juga." tulis Syaikh Abdurrahman jika ada orang gila yang terkadang waras dan terkadang tidak, maka sah sholat berjamaah jika dipimpin olehnya saat dalam keadaan syarat menjadi imam sholat berikutnya bisa klik di sini ya Simak Video "Sholat Berjamaah The Power of We" [GambasVideo 20detik]
.
  • fuklug96fh.pages.dev/370
  • fuklug96fh.pages.dev/440
  • fuklug96fh.pages.dev/633
  • fuklug96fh.pages.dev/825
  • fuklug96fh.pages.dev/96
  • fuklug96fh.pages.dev/249
  • fuklug96fh.pages.dev/31
  • fuklug96fh.pages.dev/126
  • fuklug96fh.pages.dev/204
  • fuklug96fh.pages.dev/758
  • fuklug96fh.pages.dev/176
  • fuklug96fh.pages.dev/258
  • fuklug96fh.pages.dev/492
  • fuklug96fh.pages.dev/255
  • fuklug96fh.pages.dev/337
  • ciri ciri masjid sunnah