Source Novel Diatas Sajadah Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah salah satu karya sastra Indonesia yang patut diacungi jempol. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta sepasang kekasih yang dipertemukan kembali setelah sekian lama terpisah. Namun, di balik cerita cinta yang indah, terdapat pula nilai-nilai kehidupan yang mengharukan. Plot Cerita Source Cerita diawali dengan penuturan tokoh utama, Fahri, yang merasa kehilangan arah hidup setelah ditinggal mati oleh sang istri tercinta. Namun, kehidupannya berubah ketika ia bertemu kembali dengan Noura, kekasihnya semasa kuliah dulu yang terpisah selama 20 tahun. Setelah terpisah selama dua dekade, keduanya bertemu kembali di Masjidil Haram saat Fahri melakukan ibadah haji. Noura yang kini telah menjadi janda dengan anak berusia 15 tahun, berniat untuk mengajak Fahri kembali ke kehidupan cinta mereka dahulu. Cerita cinta antara Fahri dan Noura dipenuhi oleh konflik dan rintangan yang sulit diatasi. Namun, mereka berdua bertekad untuk tetap bersama dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi segala cobaan. Penokohan Source Habiburrahman El Shirazy berhasil menghadirkan tokoh-tokoh yang begitu hidup dan mengena di hati pembaca. Fahri digambarkan sebagai seorang yang teguh dalam imannya dan memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi rintangan. Sedangkan Noura digambarkan sebagai sosok wanita yang mandiri dan kuat meski telah mengalami banyak penderitaan dalam hidupnya. Selain itu, Habiburrahman El Shirazy juga berhasil menghadirkan tokoh-tokoh pendukung yang turut memperkuat cerita, seperti sang anak Noura yang begitu jujur dan bijaksana, serta teman-teman Fahri yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam setiap langkahnya. Gaya Bahasa Source Gaya bahasa dalam novel Diatas Sajadah Cinta sangat sederhana namun sarat makna. Habiburrahman El Shirazy mampu menggambarkan setiap adegan dengan sangat detail, sehingga pembaca dapat merasakan setiap emosi yang tergambar dalam cerita. Selain itu, Habiburrahman El Shirazy juga memasukkan banyak kutipan-kutipan dari Al-Qur’an dan Hadist yang memberikan nilai kehidupan yang sangat berharga bagi pembaca. Kesimpulan Source Secara keseluruhan, novel Diatas Sajadah Cinta adalah sebuah karya sastra Indonesia yang patut diacungi jempol. Cerita cinta yang dihadirkan mampu mengharukan hati pembaca, sementara nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita juga sangat berharga. Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama mereka yang sedang mencari inspirasi tentang cinta sejati dan kehidupan yang penuh makna. Jangan lewatkan kesempatan untuk membaca karya sastra Indonesia yang luar biasa ini!
Lihatresensi novel diatas sajadah cinta DI ATAS SAJADAH CINTA. KOTA KUFAH terang oleh sinar purnama. Selain menulis fiksi ataupun nonfiksi
Novel cinta di ujung sajadah ini merupakan karya best seller dari Asma Nadia. Novel ini mengisahkan tokoh utama yang bernama cinta yang memiliki banyak cobaan dalam hidupnya. Penasaran dengan isi novel ini? kamu bisa baca dulu resensi novel cinta di ujung sajadah pada artikel ini. Akan di bahas unsur penting dalam novel. Mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Simak yuk! Identitas Novel Judul NovelCinta di Ujung SajadahPenulisAsma NadiaJumlah halaman392 halamanUkuran buku13,5×20,5 cmPenerbitPT. Republika PenerbitKategoriFiksi Religi Tahun Terbit2020Harga Novel cinta di ujung sajadah ini merupakan sebuah karya best seller dari penulis ternama yaitu Asma Nadia. Dimana novel ini memiliki ketebalan mencapai 392 halaman dan mulai di terbitkan pada tahun 2020 oleh PT. Republika Penerbit. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah Novel ini mengisahkan seorang gadis yang bernama Cinta Ayu yang tinggal bersama ayah dan ibu tiri serta dua saudara tirinya. Mendapatkan ibu dan saudara baru tak membuat kehidupan cinta lebih baik. Ia hidup bak cinderella yang mendapatkan perlakuan tak adil dari ibu dan saudara tirinya. Sang ayah yang seharusnya menjadi pelindung bagi putri kandungnya pun sering memihak kepada istrinya yang cantik bak model. Meski ia tahu anaknya tidak bersalah. Pertengkaran di meja makan kerap kali terjadi saban pagi ketika Cinta akan pergi ke sekolah. Meskipun Mama Alia begitu cantik, hal ini tidak menular ke kedua anak perempuannya. Anggun yang memiliki tubuh kurus dan kurang percaya diri. Sangat kontras dengan Cantik yang dimiliki tubuh gempal tapi memiliki rasa percaya diri yang tinggi tapi norak. Sedangkan Cinta, ia tidak cantik juga tidak jelek, tidak kurus juga tidak gemuk hal ini sangat membuat Anggun dan Cantik iri kepadanya. Tapi Cinta tak perduli terhadap perlakuan Anggun dan Cantik yang kerap memancing emosinya karena hal sepele. Tapi, Cinta tak tahan jika Anggun dan Cantik menyinggung tentang ibu kandungnya. Ibu adalah sosok yang tak pernah Cinta kenal, tak tahu bagaimana rupa dan suaranya. Kerinduan tentang ibu menjadikan Cinta terobsesi memotret foto ibu dari teman-temannya. Tak terhitung jumlah potretan dengan objek berbeda dari wajah sendu dan keibuan hanya saja itu bukan ibu Cinta. Kasih sayang yang Cinta dapatkan hanya dari Mbok Nah pembantu rumah tangganya. Di tengah kesedihan mendapatkan perlakuan kurang baik dari saudara tirinya hadir sosok lelaki bernama Makky Matahari Muhammadi ia yang selalu memberikan support serta sahabat-sahabatnya di sekolah. Dan angin segar mulai menerpa wajahnya ketika ia berulang tahun ke 17. Mbok Nak membeberkan semua kebenaran tentang Ibu Cinta yang akhirnya membawa Cinta untuk mencari keberadaan ibunya. Akankah Cinta berhasil menemukan siapa ibunya? Yuk, simak novel ini sampai akhir ya! Unsur Intrinsik Novel Cinta di Ujung Sajadah Dalam resensi novel cinta di ujung sajadah terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu tentang persahabatan, dan juga tentang keluarga dan juga cinta. 2. Tokoh dan Penokohan Cinta, ia merupakan gadis yang baik yang merindukan sosok sang ibu Ayah Cinta, baik tapi tidak peduli dan selalu menutupi tentang ibu kandung Cinta Ibu Tiri Cinta, jahat dan selalu memperlakukan Cinta dengan tidak adil Anggun dan Cantik, saudara tiri Cinta yang jelek dan berakhlak kurang baik Dan amsih banyak lagi lainnya 3. Alur Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran terdapat alur maju dan alur mundur dalam novel ini. 4. Latar waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel cinta di ujung sajadah ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari, dan juga malam hari. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Jogja, di rumah Cinta, di sekolah dan juga di perjalanan Cinta yang penuh bahaya saat mencari ibunya. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel cinta di ujung sajadah ini menggunakan sudut pandang orang ke ketiga yang serba tahu. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami oleh semua kalangan. 8. Amanat Amanat yang terkandung dalam novel ini yaitu di balik ketegaran seorang anak pasti ia membutuhkan kasih sayang dari ibunya dan kasih sayang ibu tak terhingga sepanjang masa. Unsur Ekstrinsik Novel Cinta di Ujung Sajadah Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel cinta di ujung sajadah yaitu 1. Nilai Sosial Sikap ibu tiri dan saudara tiri dari Cinta yang selalu berbuat tidak adil itu merupakan sebuah tindakan yang tidak patut di contoh. 2. Nilai Moral Sikap Makky yang selalu support Cinta dalam keadaan apapun ia sahabat yang sangat baik. Kelebihan Novel Novel ini memiliki banyak pesan mora di dalamnya Bahasa yang ringan dan mudah di pahami Alur dan endingnya tidak terduga sehingga membuat takjuub para pembaca Kekurangan Novel Alurnya yang bolak balik kadang membuat pembaca pusing Ada pemilihan kata yang tidak baku terasa kurang enak di dengar Pesan Moral Novel Cinta di Ujung Sajadah Terakhir dari resensi novel cinta di ujung sajadah yaitu pesan moralnya adalah di balik ketegaran seorang anak pasti ia membutuhkan kasih sayang dari ibunya dan kasih sayang ibu tak terhingga sepanjang masa.
resensicerita silat november 2007, dunia kang ouw sd liong san djin liong, 04 januari 2010 koleksi e book dan software, paijonice to liong to pedang langit dan golok pembunuh naga, cerita silat karya gilang satria jam pacar, pendekar bloon 1 bidadari pendekar naga sakti, cerita silat dan ebook ceritasilat blog, ceritaKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Identitas BukuJudul Buku Di Atas Sajadah CintaPenulis Habiburrahman El ShirazyPenerbit Penerbit RepublikaEdisi Cetakan XXIITahun terbit 2006Tebal Buku 266 halamanDimensi Buku 13,5 x 20,5 cmBerat Buku 500 gramGenre FiksiISBN 979-3210-71-00Sinopsis Penulis novel terkenal yang telah meraih berbagai penghargaan, baik dalam maupun luar negeri, seperti Peraih Penghargaan Sastra Terpuji Pena Award 2005, Peraih Penghargaan The Most Favorite Book 2005, Peraih Penghargaan Fiksi Dewasa Terbaik IBF Award 2006, dan masih banyak penghargaan novel Ayat Ayat Cinta ini telah melahirkan novel lainnya. Salah satu nya adalah novel Di Atas Sajadah Di Atas Sajadah Cinta berisi kumpulan kisah cinta teladan Islami dan menggugah hati. Terdapat 38 kisah cinta teladan Islami dihadirkan dalam novel tersebut. Setiap kisah mempunyai penafsiran yang berbeda akan makna penulis menyajikan setiap kisah dalam novel tersebut dengan baik. Novel tersebut memberikan penafsiran mendalam tentang makna cinta bahwa sesungguhnya cinta bukan hanya sekadar saling menyayangi antara laki-laki dan perempuan, melainkan juga sesungguhnya cinta disandarkan hanya kepada Sang Maha yang dihadirkan dalam novel tersebut membawa pembaca ke dalam sebuah ketenangan hati dalam menumbuhkan benih cinta kepada Yang Maha Esa, seperti kisah berjudul Buah Cinta Berasas Takwa, Kisah Cinta Teladan, Surga di Telapak Kaki Ibu, dan kisah menarik tergambar dalam kisah berjudul Di Atas Sajadah Cinta disajikan sebagai kisah pengantar dalam novel tersebut. Dalam hal ini, kisah Di Atas Sajadah Cinta benar-benar memberikan warna tersendiri akan pencarian cinta Di Atas Sajadah Cinta menceritakan seorang pemuda tampan, baik hati dan ketakwaan yang luar biasa bernama Zahid. Zahid tinggal di Kota Kuffah. Setiap hari, Zahid banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dan menuntut ilmu di masjid. Kezuhudan, kecerdasan, dan kebaikan hatinya menjadikan dirinya dikenal sebagai teladan di seluruh kota. Tidak ada satu pun penduduk kota yang tidak kenal dan kagum dengan ketika, Zahid mengunjungi temannya yang sedang sakit. Saat di tengah perjalanan, Ia bertemu dengan Afirah. Afirah adalah seorang gadis cantik, rupawan, cerdas, baik hati, salihah, dan berkulit putih. Banyak pemuda yang ingin memperistri itu menumbuhkan benih-benih cinta Zahid kepada Afirah begitu pun sebaliknya. Sejak pertemuan itu, hari-hari Zahid dikelilingi oleh bayang-bayang Afirah. Setiap hari, Zahid selalu memikirkan Afirah. Namun, hal ini membuat Zahid bimbang dengan keadaan pada suatu ketika, Ia menangis dalam ibadahnya karena semata-mata telah menduakan Ia berdoa untuk berusaha mencari pun berlalu, sampai suatu ketika, Zahid memberanikan diri untuk mengunjungi rumah Afirah hendak mengungkapkan rasa cintanya pada Afirah dan berniat untuk melamar di rumah Afirah, Zahid menyampaikan niat baik tersebut kepada Abu Afirah, Ayahandanya. Di sisi lain, Afirah mendengar pembicaraan itu dengan saksama. Afirah berharap ayahnya menerima lamaran dari seorang pemuda dengan ketakwaannya yang luar biasa indah kabar daripada rupa sepertinya cocok bagi keadaan keduanya, Afirah sangat kecewa karena mendengar bahwa ayahnya menolak lamaran Zahid karena Afirah telah terlebih dahulu dilamar oleh Yasir, seorang pemuda kaya raya, tetapi memiliki sifat sombong di penjuru Kota Kuffah. Hal ini, membuat Zahid dan Afirah dilanda kesedihan mendalam di mana mereka saling mencintai, tetapi tidak bisa ketika, Afirah mengirimkan surat kepada Zahid berisi tawaran untuk melanjutkan kisah cinta mereka di jalan yang sesat. Zahid menolak dengan tegas tawaran Afirah. Zahid berkata wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik pula, wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia yaitu surga. Begitu membaca balasan itu, Afirah menangis. Ia menangis karena telah menemukan sesuatu yang sangat berharga, yaitu hidayah. Pertemuan dan percintaannya dengan seorang pemuda yang dikenal dengan ketakwaannya itu telah mengubah jalan hidup disangka, Afirah mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa ayahnya telah membatalkan pertunangan dirinya dengan Yasir. Afirah bergegas menyampaikan kabar tersebut kepada Zahid. Mendengar kabar itu, rasa syukur dan bahagia menyelimuti hati Zahid. Zahid pun pergi ke rumah Afirah dan segera melamar Afirah. Pernikahan keduanya pun dilaksanakan mengikuti sunah Rasulullah itu, Zahid sujud syukur di mihrab masjid Kuffah. Bunga-bunga cinta bermekaran dalam hati keduanya. Tiada henti keduanya mengucap syukur. KesimpulanDalam kisah tersebut terselip makna bahwa cinta hanyalah disandarkan kepada Yang Maha Esa, Allah tersebut mengajarkan bagaimana seharusnya kecintaan kepada seorang hamba tidak lebih besar dari kecintaan kepada TuhanNya dan bagaimana kekuatan doa adalah kekuatan paling Di Atas Sajadah Cinta membawa pembaca ke dalam kesejukan kisah cinta seorang hamba kepada TuhanNya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
AtasSajadah Cinta Habiburrahman El shirazy) Resensi Novel Di atas Sajadah Cinta karya Habiburrahman El Shirazy Film Religi : Harim ditanah Haram HARAPAN DI ATAS SAJADAH - THE MOVIE - (MAN 19 novel "Diatas Sajadah Cinta" by Habiburahman El Shirazy Film Cinta Page 9/17. Read Book Di Atas Sajadah Cinta Habrrahman El Shirazy Suci Zahrana (2012Resensinovel diatas sajadah cinta. Source: www.bukalapak.com. The liver and the rest of the gelegak his soul merges with god, the creator of the universe. Kedua matanya memandang teguh ke tempat sujud. Source: www.jtbooks.my. Keduanya benar‐benar larut dalam samudera cinta kepada allah swt. Semua bercampur dan mengalir sedemikian hebat dalam ResensiNovel Cinta Di Ujung Sajadah. Novel ini menceritakan tentang percintaan, persahabatan, kasih sayang, novel ini juga sangat bagus untuk remaja saat ini. Sekilas tentang pendapat dari pembaca mengenai buku Cinta di Ujung Sajadah, novel ini mampu memberikan porsi pada cinta, tanpa ada kedzaliman pada hati. Namabuku : Di Atas Sajadah Cinta. Pengarang : Habiburrahman El Shirazy. Penerbit : Republika , Pesantren Basmala, MD Entertainment. Tahun terbit : 2006. Tebal : 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman. Habiburrahman El Shirazy atau yg mempunyai nama pena 'Kang Abik' adalah seorang novelis yg lahir di Semarang 30 September 1976 . Kang Abik oleh: risma yuliani. Nama buku : Di Atas Sajadah Cinta (cetakan ke-17) Pengarang : Habiburrahman El Shirazy. Penerbit : Republika , Pesantren Basmala Indonesia , MD Entertainment. Tahun terbit : tahun 2007. Tebal : 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman. Harga : Rp 37.825,00. Habiburrahman El Shirazy lahir di kota Semarang, pada tanggal 30 .